NOVEL "BREAKERS" : CHAPTER FOUR

Senin, 23 Desember 2013

Betapa kagetnya aku, 
sebuah bongkahan batu kristal bewarna merah,
berkilauan seolah bintang yang baru saja jatuh kebumi.
Dibawah batu itu terdapat secarik kertas yang bertuliskan
piece of Ifrit Stone”

Chapter 4 : Walking in The Silent

Kilauan batu merah ini sangat indah. Membuat setiap mata yang melihatnya ingin memiliknya. Bongkahan batu yang hanya selebar telapak tanganku itu kembali kubungkus dan kumasukan ke dalam tas ku agar tidak menimbulkan kecurigaan bagi orang lain. Gadis rambut panjang itu kini memperhatikanku .
Apakah kau tahu batu itu? Itu batu yang sedang kucari. Untuk sementara ini kubiarkan kau menyimpannya.”
kuamati gadis itu dari atas hingga bawah. Seorang gadis yang berambut hitam panjang sepunggung, dengan poni yang menyamping kekiri tipis diatas matanya yang bertatapan tajam. Bila kuperhatikan wajah gadis ini, mungkin ia berasal dari Asia. Ia mengenakan seragam putih berkerah sailor dengan rok hitam diatas lututnya. Kaus kaki hitam yang panjang menutupi kakinya hingga lututnya. Penampilannya sama sekali tidak menunjukan bahwa ia menguasai ilmu beladiri,apalagi pembaca pikiran.
Share

NOVEL "BREAKERS" : CHAPTER THREE

Rabu, 11 Desember 2013


Tiba-Tiba-tiba mata kananku terasa panas seperti terbakar,
dan aku sedikit menjerit. Aku merasakan sesuatu yang berbeda.
Akhirnya kumiliki kekuatan Break. Kekuatan yang mengendalikan waktu.
Si penguasa dimensi waktu.
Breaking Time.

Chapter Three : Breaking Time

Rasa panas kini terpusat di mata kananku. Mataku terasa seperti menghirup semua api yang ada disekitarku. Rasa perih ini semakin menjadi-jadi, bahkan meneteskan airmata sedikitpun tak bisa kukeluarkan.untuk memadamkan api yang yang terasa penuh amarah ini. Selama bebrapa menit aku berteriak meronta-ronta sambil menutupi mata kananku dengan kedua telapak tanganku. Sedangkan mata kiriku meneteskan airmata, airmata penderitaan dari kesakitan yang kurasakan. Apakah ini konsekuensinya? Resiko yang kuambil untuk memenuhi ambisiku. Tetapi, kata gadis itu penderitaan yang kualami adalah penderitaan psikis, bukan penderitaan fisik seperti ini.

Akhirnya rasa panas dimataku mulai reda. Kucoba bekedip untuk melatih otot mataku apakah masih berfungsi atau tidak. Mataku masih normal. Saat kupandang sekelilingku, kulihat Tulo sedang duduk diatas kasur putih itu sambil tersenyum gembira, seperti tujuannya telah tercapai. Mungkin itu yang ada dipikiranku.
Share

NOVEL "BREAKERS" : CHAPTER TWO

Senin, 02 Desember 2013

Kekuatan apakah yang ada didalam diriku?
Apakah kekuatan yang dapat menghancurkan monster dengan sinar laser?
Atau kekuatan super yang dapat mengangkat pesawat dan melemparnya ke negara lain?
Semoga kekuatan yang ada didalam pintu itu cukup keren
dan bisa kugunakan untuk menghasilkan uang. 


CHAPTER TWO : The Other's in My Soul

Jantungku semakin berdegup kencang, ketika mendekati pintu tersegel itu. Tiap inchi aku mendekat, jantungku semakin berdetak kencang. Hanya suara detak jantungku yang terdengar diruangan ini. Kupejamkan mataku perlahan, kusentuh daun pintu yang terbelit oleh rantai besi itu. Sensasi panas terhantarkan keujung jariku saat kugenggam rantai besi itu. Tetapi lama – kelamaan panas rantai itu menjalar hingga keseluruh tubuhku. Mungkin rasanya seperti terbakar ditempat pembuatan besi baja dipabrik-pabrik yang sering kulihat di televisi. Karena tubuhku sudah merasa tak kuat dengan panas yang tak normal itu, rantai yang terbelit pada daun pintu itu kucabut paksa dan terbukalah pintu itu sedikit. “yes, akhirnya terbuka juga” gumamku dengan tawa kecil penuh kemenangan seperti memenangkan lomba tarik tambang. Dengan tanpa ragu kubuka pintu hitam itu dan kumasuki dengan sedikit berlari. Tetapi , saat aku masuk ke ruangan didalam pintu itu, diriku serasa pindah kesebuah ruangan lain, atau mungkin dimensi lain. Dimana, optik sensor di mataku hanya terlihat warna hitam gelap yang sangat pekat sekali. Apakah ini masih didalam jiwaku? Sungguh mengerikan bagiku apabila ruangan gelap ini benar-benar didalam jiwaku. Tiba-tiba kudengar suara orang tertawa, tertawa pelan namun terdengar angkuh. Tiba-tiba ruangan ini berubah lagi.
Share