Betapa
kagetnya aku,
sebuah
bongkahan batu kristal bewarna merah,
berkilauan seolah bintang yang baru saja jatuh
kebumi.
Dibawah batu itu terdapat secarik kertas yang
bertuliskan
“piece
of Ifrit Stone”
Chapter 4 : Walking in The Silent
Kilauan batu merah ini sangat indah. Membuat setiap
mata yang melihatnya ingin memiliknya. Bongkahan batu yang hanya
selebar telapak tanganku itu kembali kubungkus dan kumasukan ke dalam tas
ku agar tidak menimbulkan kecurigaan bagi orang lain. Gadis rambut
panjang itu kini memperhatikanku .
“Apakah
kau tahu batu itu? Itu batu yang sedang kucari. Untuk sementara ini
kubiarkan kau menyimpannya.”
kuamati gadis itu dari atas hingga bawah. Seorang gadis
yang berambut hitam panjang sepunggung, dengan poni yang menyamping
kekiri tipis diatas matanya yang bertatapan tajam. Bila kuperhatikan
wajah gadis ini, mungkin ia berasal dari Asia. Ia mengenakan seragam
putih berkerah sailor dengan rok hitam diatas lututnya. Kaus kaki
hitam yang panjang menutupi kakinya hingga lututnya. Penampilannya
sama sekali tidak menunjukan bahwa ia menguasai ilmu beladiri,apalagi
pembaca pikiran.